Selasa, 03 November 2009

Langkah-langkah Memotivasi Diri

1. Carilah manfaat dari prbuatan yang sedang kamu lakukan.
2. Inventarisir dampak negatif jika tidak dikerjakan.
3. Bacalah buku motivasi.
4. Tempel kata-kata penggugah motivasi.
5. Visualisasikan tujuan.
6. Pecahlah tujuan besar menjadi tujuan kecil.
7. Buat perencanaan harian.
8. Jangan banyak mmbandingkan diri dengan orang lain.

9. Membaca kisah nabi & ulama yang sukses.
10. Membaca kisah orang sukses.
11. Ikut pelatihan motivasi.
12. Berprinsip “Aku Orang Yang Semangat”.
13. Berkatalah positif.
14. Bersemboyan “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin”.
15. Beritahu rencana kita kepada orang lain.
16. Lakukanlah hal yang sepele.
17. Lakukan pekerjaan yang mudah.
18. Kerjakan dengan orang lain.
19. Yakini bahwa “AKU ORANG SUKSES”.
20. Sudah terlambat.
21. Buat deadline.
22. Yakini bahwa hal itu penting.
23. Jangan anggap membosankan.
24. Hindari membuat alasan.
25. Pergi ke took buku.
26. Inventarisasi kelebihan di masa lalu.
27. Pakai timer.
28. Berkumpul dengan orang yang punya motivasi.
29. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri.
30. Bekerja sesuai minat dan bakat.
31. Mintalah orang lain untuk menjadi mentor kamu.
32. Jangan selalu menginginkan hasil yang sempurna.
33. Jangan melakukan hal yang mendesak.
34. Berhati-hati antara waktu luang antara dua pekerjaan.
35. Jangan terlalu memikirkan kekurangan.
36. Anggaplah kegagalan sebagai jalan kesuksesan.
37. Jangan anggap masalah berat.
38. Pecah pekerjaan besar menjadi kecil.
39. INGAT Allah SWT sayang orang-orang yang BERSEMANGAT.

Referensi : Buku Motivasi

Aku Sayang Mama Dan Papa

“Ri…Tari…Ayo bangun!!! Sudah siang.”
“Iya, Ma…Huahem.”
Akhirnya hari pertama sekolah pun tiba. Liburan kemarin pastinya akan sangat menyenangkan kalau saja kejadian itu tidak ada.
“Ma, Mama seharusnya mengerti keadaan Papa. Papa capek Ma, Papa ingin istirahat.” Kenapa Mama mengajak Papa bertengkar terus?”
“Mama bukannya mengajak bertengkar Pa, Mama hanya ingin tahu sebenarnya selama Papa di luar kota, Papa kemana saja?”
“Apa harus Papa jawab?”

“Ya.”
“Papa bekerja,Ma.”
“Kita cerai saja,Pa.”
“Apa maksud Mama?”
“Papa sudah berani membohongi Mama.”
“Tapi…”
Pada saat itu, Papa dan Mama akan bercerai. Aku yang tiba-tiba diminta untuk memilih antara Mama dan Papa hanya bisa terdiam. Hatiku terpukul. Aku lari dari rumah tanpa tahu kemana tujuanku.
Aku pun berhenti di sebuah taman dan terduduk disana merenungi nasibku, merenungi hatiku yang harus memilih di antara dua orang yang paling kusayang.
Mengapa harus bercerai???
Apa tidak ada jalan yang lebih baik lagi selain bercerai???
Aku bingung. Kekalutan menyelimuti diriku.
Malam sudah kulewati, tapi aku masih tidak tahu kemana aku harus pergi. Akhirnya aku berjalan gontai, tanpa tahu arah mana yang dituju.
“Krrr…”
Perutku berbunyi. Aku baru ingat seharian kemarin aku tidak makan. Aku rogoh sakuku dan kutemukan dua lmbar uang seribuan dan empat keping uang lima ratusan.
“Hmm, cukup untuk membeli dua buah roti dan air minum.” Gumamku.
Aku pun mencari warung untuk membeli roti dan air minum. Aku meneruskan perjalananku ke sebuah halte bis. Aku mecoba memakan roti dan meminum air yang kubeli tadi.
Setelah aku menghabiskan makananku, aku terdiam karena teringat akan kejadian yang menimpaku. Aku ingin pulang, aku ingin menyatukan kedua orangtuaku lagi. Aku tak ingin mereka berpisah.
Akhirnya aku putuskan untuk pulang. Aku tahu, pasti mereka mencemaskan keadaanku. Tapi, bagaimana? Aku tak tahu jalan pulang. Kemarin aku hanya lari tanpa melihat arah yang kutuju. Tekadku sudah bulat untuk pulang. Aku mencoba menyusuri jalan yang kulewati tadi.
Hari sudah sore, dan aku belum juga sampai ke rumah. Aku lelah. Semalaman aku tidak tidur dan di siang hari aku terus berjalan. Air minumku habis. Tak ada yang bisa kumakan untuk mengisi tenagaku.
Penglihatanku mulai kabur, badanku lemas. Aku terjatuh, pingsan.
“Ngiung…ngiung…ngiung…”
“Ri, Tari… Ini Mama sayang.”
“Uh, Mama?”
Aku membuka mataku dan melihat sekelilingku. Kulihat Mama dan Papa berada disampingku.
“Kita dimana, Ma?” Tanyaku.
“Kita di rumah sakit, saying. Tadi Malam ada yang memberitahu Mama kalau kamu pingsan dan dibawa ke rumah sakit ini,” Jawab Mama.
Seketika aku teringat tentang alasanku kabur dari rumah kemarin, hingga aku terjatuh pingsan.
“Ma, Pa, Tari mohon kalian jangan bercerai. Apa Mama dan Papa tega melihat Tari menderita? Tari nggak mau kehilangan kalian. Tari nggak bisa kalau hanya tinggal dengan salah satu dari kalian. Tari ingin kalian berdua ada di sisi Tari,” Isakku.
Mama dan Papa tetap tidak bicara.
“apa tak ada jalan lain selain bercerai?” Kataku lagi.
“Tari, Papa nggak mau kalau harus meninggalkan kalian berdua, kau dan Mama,” Papa tiba-tiba berbicara.
Mama mendongak mendengar perkataan Papa. Ekspresi Mama yang hendak menyela dihentikan oleh Papa.
“Dengarkan dulu, Ma,”Papa memulai lagi pembicaraannya.
“Sewaktu Mama marah kemarin, Papa mencoba mengingat-ingat apa saja yang Papa lakukan di luar kota. Ketika Papa teringat sewaktu Papa sedang bertemu dengan salah satu klien perempuan Papa, dia pingsan dan Papa membawanya kembali ke hotel. Ternyata ada orang yang memanfaatkan momen itu dan mengirimkan foto ketika Papa masuk ke kamar klien untuk mengantarnya. Papa sudah tahu siapa yang mengirimkan foto itu kepada Mama.”
Mama terdiam mendengar penjelasan Papa tersebut.
“Mama sudah salah paham. Papa tak mungkin meninggalkan Mama. Cuma Mama yang bisa menerima Papa apa adanya,” Sambung Papa.
Mama menangis dan meminta maaf kepada Papa.
“Pa, maafkan Mama. Mama sudah menuduh Papa yang bukan-bukan. Mama minta maaf karena sudah meragukan Papa.”
“Iya, Ma. Papa tahu waktu itu Mama sedang emosi. Tapi sekarang Mama percayakan sama Papa?”
Iya, Pa. Mama percaya.”
“Jadi, Mama dan Papa nggak jadi bercerai kan?” Tanyaku kemudian.
“Nggak sayang,” Jawab mereka serempak.
“Tari sayang Mama dan Papa.”
Aku memeluk mereka erat, seakan mereka baru hadir kembali dalam hidupku. Lega rasanya mendengar bahwa mereka tidak jadi bercerai. Aku bisa melanjutkan kembali hidupku dengan tenang, dengan adanya Mama dan Papa disisiku.


Sahabat Sejati

Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya...

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi
menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.


Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan
dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.

Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.

Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda??

Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai??

Siapa yang ingin bersama anda saat anda tak bisa memberikan apa-apa??

MEREKALAH SAHABAT ANDA

Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan mereka.

**Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita**

Artikel ini diambil dari http://artikelmotivasi.blogspot.com

Love & Truth

Yui

Karappo no kokoro wa anata no kimochi wo mada mitsukerarenai

Onaji e wo nido to egaku koto wa dekinai no ni
Atashi no kanjou wa tada kurikaeshite bakari

Ai no uta wo kikasete yo sono yokogao mitsumeta
Anata no koto shiritai yo mou deatte shimatta no

Donna ni sabishikute mo mata aeru ki ga shite iru kara
Riyuu nante iranai hiki kaesenai koto wo shitte iru



Kono mama ja wasuremono ni natte shimau desho?
Atashi no kanjou wa namida no oku kagayaita

Ai no uta wo kikasete yo sono yokogao sono saki ni
Anata ga ima mitsumeteru hito ga iru to wakatte mo

Tsubasa wo kudasai to shinjite utau you ni atashi datte chikau yo
Kako no zenbu uke ireru tte kimeta

Ai no uta wo kuchizusamu sono egao ni furetai
Anata ga ima mitsumeteru hito ga iru to wakatte mo

Ai no uta wa owaranai mou deatte shimatta no
Owaranai...

Gempa 7.3 SR

Kemarin terjadi bencana di pulau Jawa dan Bali, yaitu gempa bumi berkekuatan 7,3 SR yang episentrumnya ada di tengah laut dengan kedalaman 30Km. Klo g salah sih jaraknya hampir 120Km dari kota Tasikmalaya. Gempa terbesar yang pernah J alamin seumur hidup. Gempa yang bner" g disangka. Di bulan ramadhan ini, qta dkasih cobaan dengan adanya gempa bumi tersebut.

Yang J pkirin waktu gempa cuma satu, "Selamatkan Nyawa J&Keluarga". J blum mw khilangan salah satu anggota keluarga J. Tapi kemarin yang ada d rumah cuma J ama Mama.Ade" J lg pada maen. Sedangkan Bapa J lagi ada kerjaan di Purwakarta.


J ama mama lari" nyari ade. Ternyata ade" J beli mainan di tempat yang agak jauh dari rumah. Ade J yang paling kecil sempet trauma 'n gmw msuk rumah. Untung ada tmen" dya yang ngjak maen ' akhirnya ade J mw masuk rumah (Coz kemarn temen"nya ngajak maen ke rumah).

Alhamdulilah keluarga J gpp, termasuk yang di garut. J sempet panik soalnya tiap J ngsms nanyain kondisi keluarga yang jauh g nyampe". Rumah J juga gad yang rusak, cuma rumah nenek temboknya ada yang retak 'n atapnya ada yang hampir roboh.

Waktu J liat berita 'n tw ad cukup banyak korban yang meninggal, J bersyukur banget (bukan bersyukur atas kematiannya loh!Tapi J bersyukur keluarga J masih lengkap, g ada yang kurang seuatu apapun). J turut berbela sungkawa ama temen" yang kehilangan, baik itu kehilangan harta benda atwpun sanak saudaranya.

"Ya Allah, gempa kemarin tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan kiamat nanti. Orang" berlarian menyelamatkan dirinya sendiri tanpa peduli pada sesamanya yang jatuh terinjak-injak. Ya Allah, Lindungilah kami semua dari azab-Mu. Tak ada satupun yang bisa melindungi kami melainkan Engkau Zat Yang Maha Pelindung".